Berkembang Lewat Hobi: Self-Development Dari Healing ke Growing

 


Pernah nggak sih sewaktu lagi bosan atau bahkan burnout, kamu ambil waktu sejenak buat lakuin hal yang kamu suka? Atau dengan kata lain, kamu healing dari segala hiruk-pikuk kehidupan yang kamu jalani, dengan hobi? Kira-kira hobi seperti apa yang paling kamu sukai?

Hobi memang penting bagi kehidupan semua orang, karena dapat mengisi waktu dan membuat perasaan kita senang. Tapi, jangan sampai memilih hobi yang kurang tepat, ya Senanders! Kalau kamu bertanya “Memangnya ada hobi yang kurang tepat?”, jawabannya—ada banget. Bahkan hobi yang kurang tepat bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Kalau kamu lakuin suatu hobi dengan melanggar hukum, mengganggu kenyamanan orang lain, atau merugikan finansial—maka kamu sedang menjalani hobi yang kurang tepat. Misalnya, kamu hobi menggambar, tapi kamu menyalurkan hobimu itu melalui aksi vandalisme di fasilitas umum. Itu contoh hobi yang kurang tepat karena dapat merugikan banyak pihak. Maka dari itu, kita harus pandai memilih hobi yang sesuai dengan minat dan bakat, juga bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Satu hal yang kadang kita lupa, ternyata hobi juga bisa jadi media untuk perkembangan diri, lho! Kenapa bisa? Yuk, kita bahas!

Apa itu Healing dan Growing?

Kita udah nggak asing lagi dengan kata “healing”, kan? Tapi, sebenernya apa sih healing itu? Healing merupakan kata dalam bahasa Inggris yang artinya penyembuhan. Kita bisa memaknai healing sebagai proses penyembuhan, baik secara fisik maupun mental, yang sering diartikan sebagai pemulihan diri dari luka batin, burnout, stres, atau tekanan emosional.

Sama dengan healing, growing juga berasal dari bahasa Inggris, yang memiliki arti 'pertumbuhan'. Kita bisa memaknai growing sebagai fase di mana seseorang berusaha membangun, berproses, dan memperluas potensi dirinya. 

Nah, di antara dua fase ini—antara proses penyembuhan diri dan bertumbuh, banyak orang menemukan jembatan lewat hal-hal sederhana yang mereka suka, yaitu hobi.

Hobi Sebagai Sarana Self-Development

Lebih dari tempat pelarian diri dari stres, hobi juga menjadi wadah buat mengenali diri, menyalurkan emosi, dan secara perlahan membngun versi diri yang lebih baik. Saat kita menekuni hobi—entah menulis, melukis, berkebun, atau sekadar jalan pagi, kita telah memberi ruang untuk pulih sekaligus bertumbuh. 

Misalnya, orang yang awalnya menulis meluapkan emosi (healing) bisa perlahan-lahan menjadikan aktivitas itu sebagai wadah eksplorasi ide, membangun disiplin, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis (growing). Dari sini kita bisa lihat bahwa self-development seringkali proses tumbuh dimulai dari hal-hal kecil yang bikin hati tenang.

Lewat hobi, kita belajar menikmati proses tanpa tekanan hasil. Kita belajar hadir, sabar menanggapi kegagalan kecil, dan bangga dengan kemajuan sederhana. Dari situlah self-development tumbuh secara alami, karena rasa suka dan ketenangan yang muncul dari aktivitas yang kita cintai, bukan karena paksaan.

Seperti kata penulis Austin Kleon, “Do good work and share it with people.” Lewat hobi, kita bisa berproses menjadi versi diri yang lebih baik.

Dari Healing ke Growing: Titik Baliknya

Pernah nggak sih kamu melakukan sesuatu hanya karena ingin menenangkan diri? Entah itu nulis di jurnal, melukis, main musik, atau sekadar jalan sore keliling kompleks. Awalnya terasa seperti “healing” dengan cara untuk mengisi ulang energi yang terkuras. Tapi tanpa sadar, di satu titik, kegiatan itu mulai berubah: bukan cuma membuat tenang, tapi juga membentuk versi dirimu yang lebih baik. Itulah momen di mana “healing” mulai bertransformasi jadi “growing”.

Banyak orang memulai perjalanan perbaikan diri dari rasa lelah. Misalnya, seseorang yang terbiasa menulis setiap kali hatinya kacau. Awalnya, tulisan itu cuma curhatan panjang tanpa arah. Tapi seiring waktu, dia mulai penasaran: “Gimana ya kalau tulisanku disusun biar lebih rapi?” Dari situ, dia belajar tentang struktur tulisan, membaca karya orang lain, bahkan memberanikan diri ikut lomba. Pelan tapi pasti, yang dulunya cuma tempat melarikan diri kini jadi ruang belajar dan berkembang.

Begitu juga dengan yang suka melukis, memasak, atau berolahraga. Pada awalnya, semua dilakukan untuk menenangkan pikiran. Namun ketika kita mulai ingin memahami teknik, memperdalam makna, atau memberi dampak untuk orang lain, saat itulah healing berubah menjadi growing.

 Karena ternyata, pertumbuhan seringkali berawal dari luka—yang sedang kita coba sembuhkan, dan kita senantiasa berkembang, memaafkan dan tidak berhenti di sana.

Tips Mengubah Hobi Jadi Jalan Tumbuh

Kadang, hal yang paling bisa bikin kita berkembang justru datang dari hal yang paling kita nikmati, yakni hobi. Tapi agar hobi nggak cuma jadi pelarian sementara, kita perlu tahu gimana cara mengubahnya jadi sarana untuk bertumbuh. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba 👇

🌱 Nikmati dulu prosesnya, tanpa target besar yang membebani

Awal mula pertumbuhan selalu dimulai dari rasa suka. Nggak perlu langsung mikirin hasil, pengakuan, atau pencapaian. Fokus aja pada prosesnya — nikmati tiap momennya, bereksperimen, dan membiarkan diri tenggelam dalam aktivitas itu. Dari sini, kamu akan tahu apakah hobi itu benar-benar membuatmu hidup dan bersemangat.

🌱 Setelah nyaman, beri tantangan kecil pada diri sendiri

Begitu sudah terbiasa, coba keluar sedikit dari zona nyaman. Misalnya:

  • Ikut lomba atau komunitas hobi.
  • Belajar teknik baru lewat kursus online
  • Upload karya ke media sosial.
Langkah-langkah kecil ini bisa bikin kamu sadar bahwa hobi bisa jadi ruang untuk berkembang, bukan cuma hiburan

🌱 Evaluasi diri: apa yang bisa kamu pelajari dari hobi itu

Setelah beberapa waktu, coba refleksikan — apa yang sudah kamu pelajari? Apakah kamu jadi lebih sabar, kreatif, disiplin, atau percaya diri? Kadang pertumbuhan tidak langsung terlihat dari hasil, tapi dari perubahan cara kita berpikir dan bersikap

🌱 Jangan takut gagal karena semua tumbuh dimulai dari mencoba

Setiap orang yang berkembang pasti pernah gagal. Bedanya, mereka nggak berhenti di situ. Jadi, kalau hasilnya belum sesuai harapan, anggap itu bagian dari perjalanan. Karena setiap kegagalan membawa pelajaran yang memperkuat proses self-growth kamu.

❤️‍🩹 Kesimpulannya...

Pada akhirnya, healing dan growing bukan dua hal yang terpisah — keduanya saling melengkapi. Saat kita berusaha menyembuhkan diri, tanpa sadar kita juga sedang tumbuh; dan ketika kita tumbuh, kita pun semakin pulih. Prosesnya mungkin tidak selalu indah, tapi setiap langkah kecil menuju ketenangan dan kesadaran diri adalah bentuk kemajuan yang patut dirayakan

Ingat, tidak ada perjalanan yang sia-sia selama kamu terus bergerak menuju versi terbaik dirimu. Teruslah bertumbuh, sembari mencintai proses penyembuhanmu. Teruslah bertumbuh, sembari mencintai proses penyembuhanmu. 

Sumber Referensi:

📖 DJKN Kemenkeu - Healing dan Self Healing

📖 Female Daily - Mengenal Fenomena Healing ala Gen Z yang Berubah Makna

Karina Arfyan & Salsabila Harika - CW Batch 5





Senandika Community

Senandika adalah komunitas yang bergerak pada bidang personal growth khususnya self-improvement, leadership skill and career preparation. Senandika adalah kata buatan dari dua bagian yaitu "senada" dan "unik" yang memiliki makna mencerminkan pertumbuhan,keunikan dan dinamika yang berkembang. Kata "nada" menggambarkan peningkatan secara bertahap dalam kekuatan, dimana satu nada saja tidak cukup dan membutuhkan banyak nada untuk membuatnya indah. "Nada" dapat mewakili perjalanan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang bertahap. Sedangkan, "unik" merujuk pada sifat yang khas, istimewa atau berbeda yang dapat mewakili keunikan setiap individu dalam komunitas. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai perjalanan keunikan dan pertumbuhan yang menciptakan harmoni dan keindahan, sampai menghasilkan suatu karya yang memukau.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama