Pernah nggak sih, scroll IG atau TikTok dan…
tiba-tiba ngerasa jadi yang paling “belum jadi apa-apa”?
Ada yang baru dapet kerja impian.
Ada yang udah keliling Eropa.
Ada juga yang baru tunangan sambil lulus S2.
Sementara kamu?
Masih ngadepin to-do list yang nggak kelar-kelar dan kadang lupa makan saking burn out-nya.
Sebenarnya, gak pernah kejar-kejaran sama orang lain, tapi kenapa ngerasa selalu tertinggal, ya?
Kamu Gagal? Belum Tentu. Kamu Cuma Lagi Proses
Salah satu jebakan paling halus dalam hidup itu membandingkan diri dengan orang lain.
Padahal kita lupa:
Kita semua punya waktu tempuh yang beda-beda.
Kalau hidup itu perjalanan, berarti kita semua punya tujuan, jalur, dan waktu keberangkatan yang berbeda. Dan ya, ada yang jalannya cepet, ada yang pelan, ada juga yang sempat nyasar dulu dan itu valid.
Highlight Sosmed ≠ Realita Sebenarnya
Sosmed tuh kayak panggung.
Yang ditampilin?
Pencapaian, senyuman, dan “I’m doing great!”
Tapi kita jarang lihat:
- Gagalnya mereka.
- Lelahnya mereka.
- Ketidakpastian yang mereka simpan diam-diam.
Jadi, kalau kamu ngebandingin hidupmu yang belum stabil sama kehidupan orang lain yang “kelihatan ideal” itu perbandingan yang nggak adil.
Self-Improvement: Fokus Sama Progress-mu, Bukan Timeline Orang
Daripada sibuk mikirin hidup orang, lebih baik alihin energinya ke:
“Apa hal kecil yang bisa aku lakukan hari ini buat jadi lebih baik dari kemarin?”
Self-improvement itu bukan soal langsung jadi “versi terbaik”.
Tapi soal proses sadar untuk bertumbuh, sekecil apa pun itu.
Mulai dari nambah 5 menit baca buku, mulai journaling, nyoba bilang “nggak” ke hal yang ngerusak fokus…
itu semua adalah bentuk kemajuan.
Cara Simpel Latih Diri Buat Nggak Terlalu Bandingin Diri
1. Buat personal progress tracker.
Nggak harus mewah. Bisa berupa catatan “hal kecil yang kulakuin hari ini”.
2. Kurangi screen time saat lagi sensitif.
Kalau lagi capek dan overthinking, coba istirahat dulu dari scroll-scroll.
3. Tulis ulang definisi sukses versi kamu.
Jangan-jangan kamu ngerasa gagal karena ngikutin standar orang lain?
4. Belajar bangga meski belum sempurna.
Progress 10% tetap lebih baik daripada 0%. Self-improvement itu kayak nabung: konsisten dulu, hasil nyusul.
Kata Peneliti, Perbandingan Sosial Emang Nggak Sehat
Menurut jurnal Computers in Human Behavior (Vogel et al., 2014), semakin sering kita bandingin diri sama orang lain di media sosial, makin rendah rasa percaya diri dan puas terhadap hidup yang kita punya.
Jadi kalau kamu ngerasa capek banget cuma karena scroll IG, itu bukan lebay. Itu nyata.
Dan kamu berhak buat jaga jarak demi kesehatan mentalmu.
Ingat, orang yang kamu lihat “sukses” itu juga pernah ada di titik bingung dan ragu.
Kamu cuma lagi jalan di versi ceritamu sendiri.
Jadi, Seen their wins? It’s okay. Yours is coming too.
Terus aja melangkah, sekecil apa pun.
Karena tiap langkahmu, itu juga kemenangan.
Sumber:
Vogel, E. A., Rose, J. P., Roberts, L. R., & Eckles, K. (2014). Social comparison, social media, and self-esteem. Computers in Human Behavior, 41, 206–211.
Desi Fitriyani - CW Batch 4