Be The Stable Leaders: Proker Banyak vs Goals Mode



Beberapa alur berpikir pemimpin terkadang hanya berpusat pada monitoring, delegasi tugas dan gimana caranya menemukan ide untuk program kerja yang baru. Namun, gak sedikit juga pemimpin yang bertahan untuk konsisten memperbaharui wadah lama agar tetap relevan dengan lingkungan masa sekarang. 

Menurut kalian pemimpin itu baiknya gimana sih? yang bisa mikirin banyak proker atau minim proker tapi konsisten? Nah, ini kisahku yang pernah menjadi sosok pemimpin dan mempertanyakan hal tersebut. 

Cerita pengalaman leadership secara jabatan yang nyata dalam dunia kuliah bermula pada November 2021. Saat itu aku yang bingung mau join organisasi seperti a[a, akhirnya memutuskan untuk memulai dari gabung dengan komunitas aja. Salah satu komunitas yang ada di kampu tempatku belajar bernama Komunitas Kritis atau lebih akrab dikenal sebagai Konkrit. 

Komunitas Kritis: Rumah Pertama 'Beneran Jadi Pemimpin'

Konkrit adalah komunitas di fakultas psikologi kampus Soegijapranata Catholic University Semarang yang menjadi wadah pengembangan akademik mahasiswa. Seperti memberikan mentoring mata kuliah, lomba akademik (esai ilmiah, infografis, desain intervensi dan berbagai cabang lomba akademik lainnya), memberikan dukungan secara materi berupa pembiayaan dana perlombaan maupun menyediakan alternatif wadah lainnya seperti workshop menulis cv, esai ilmiah dan lain sebagainya. 

Singkat cerita, aku memulai perjalananku sebagai anggota komunitas oada periode 2021/2022, lalu menjadi wakil ketua pada periode 2022/2023 dan diberikan kepercayaan menjadi ketua komunitas pada periode 2023/2024. 


3 POV Berbeda

Tentunya kacamata dari 3 posisi ini menghasilkan 3 pov yang berbeda pula. Saat menjadi anggota, aku belajar berfokus untuk mengerjakan tugas serta tanggung jawab yang didelegasikan oleh peimpinan. Sata menjadi wakil ketua, aku belajar bagaimana menjadi 'tangan kanan' si pemimpin sekaligus teman untuk brainstorming berbagai ide baru. Lalu, ketika menjadi ketua komunitas, aku belajar mengerti pola pikir setiap anggota, cara kerja mereka sebelum akhirnya melakukan monitoring secara profesional. 

Berdasarkan pengalamanku menjadi ketua dari suatu komunitas yang terhitung sedang berkembang, aku cukup sulit dalam hal mengelola pengembangan. Alhasil sata awal menjabat, pola pemikiranku terpusat pada 'banyak hal baru' terus menerus karena merasa 'harus banget berbeda dari 2 periode sebelumnya'. 

Penerapan Goals Mode

Jujur gak mudah menerapkan prinsip goals mode dengan keyakinan 'yang penting konsisten' ditengah era 'kalau bisa yang baru, kenapa mempertahankan yang lama?'. Beberapa kali jadi harus mampu berhadapan dengan pertanyaan: 'kapan sih kita bisa coba banyak hal baru kayak komunitas / organisasi yang lain?'. 

Tapi, proses memang bukan hal yang instan. Pada awal periode, aku dan teman-teman Konkrit mencoba menggarap proker baru berupa mentoring mata kuliah. Namun, hasilnya belum memenuhi ekspektasi kami karena sistem yang aku terapkan sebagai ketua saat itu belum pasti dan belum efisien bagi kebaikan bersama. Lalu, setelahnya kembali melanjutkan proker lama yang dari turun temurun sudah ada yaitu perlombaan esai ilmiah tingkat fakultas biasa disebut karmalogi. Hasilnya justru diluar dugaan karena banyak mahasiswa fakultas yang excited baik itu yang menjadi peserta lomba maupun penonton saat awarding day. 

Terakhir, untuk menutup periode, kami coba rebranding suatu kegiatan pelatihan esai ilmiah yang dulunya hanya untuk internal menjadi kami buka secara eksternal dengan sistem pelatihan yang juga berbeda dari periode sebelumnya. Syukurnya, cukup banyak mahasiswa mengikuti pelatihan esai ilmiah tersebut dan sudah mampu mengetahui struktur dari esai ilmiah yang baik itu seperti apa. 

Merencanakan banyak hal baru itu baik, namun alangkah lebih baik lagi harus disertai kapasitas untuk melakukan pengelolaan terhadap wadah lama terlebih dahulu. Melestarikan fondasi lama juga bermanfaat memperkokoh value dari suatu komunitas/organisasi/kelompok. Pahami dan persiapkan juga sistematika secara matang agar para eksternal mampu berpartisipasi maksimal dan mendapatkan manfaat dari apa yang sudah dibangun oleh sosok pemimpin. Yuk, ciptakan lingkungan kepemimpinan yang stabil dengan goals mode ini yah! 


Artikel bersumber dari cerita personal. 


Gabriella - CW Batch 4

Senandika Community

Senandika adalah komunitas yang bergerak pada bidang personal growth khususnya self-improvement, leadership skill and career preparation. Senandika adalah kata buatan dari dua bagian yaitu "senada" dan "unik" yang memiliki makna mencerminkan pertumbuhan,keunikan dan dinamika yang berkembang. Kata "nada" menggambarkan peningkatan secara bertahap dalam kekuatan, dimana satu nada saja tidak cukup dan membutuhkan banyak nada untuk membuatnya indah. "Nada" dapat mewakili perjalanan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang bertahap. Sedangkan, "unik" merujuk pada sifat yang khas, istimewa atau berbeda yang dapat mewakili keunikan setiap individu dalam komunitas. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai perjalanan keunikan dan pertumbuhan yang menciptakan harmoni dan keindahan, sampai menghasilkan suatu karya yang memukau.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama