Senanders, kamu pasti pernah berusaha melakukan berbagai hal untuk memperbaiki diri (self-development). Tapi, pernah nggak sih kamu merasa semua usaha itu justru nggak berhasil? Kadang jadi bingung sendiri—apa yang salah, harus mulai dari mana, dan rasanya kenapa sulit banget buat berkembang?
Ternyata masalahnya bisa jadi dari mindset-mu, bukan dari hal-hal yang kamu usahakan selama ini. Banyak orang terlalu fokus pada hasil tanpa menyadari pola pikir yang mereka bawa justru jadi penghambat utama dalam meraih sesuatu. Padahal, perubahan diri yang sesungguhnya dimulai dari cara kita berpikir dan memandang proses.
Di buku Atomic Habits karya James Clear, dijelaskan kalau perubahan besar berawal dari hal-hal kecil yang dilakukan secara konsisten. Tapi, banyak orang gagal menerapkan konsep itu bukan karena kurang usaha, melainkan karena mindsetnya kurang tepat.
Mereka fokus pada hasil besar, bukan pada identitas baru yang sedang mereka bangun lewat kebiasaan kecil itu. Padahal salah satu kunci perubahan yang amat penting adalah “kita terbentuk dari apa yang kita yakini tentang siapa diri kita”.
Makanya, penting banget buat kita ngerti dulu mindset di balik semua usaha pengembangan diri. Nah, kali ini kita akan bahas mindset yang sering bikin self-development gagal, lewat buku Atomic Habits. Penasaran? Yuk kita bahas!
Ternyata, di dalam buku Atomic Habits, ada pembahasan mengenai beberapa pola pikir yang tanpa sadar bikin kita susah berkembang, lho! Mari kita bahas satu per satu biar kita bisa hindarin kesalahannya, Senanders!
🚩 Terjebak pada Tujuan dan Mengabaikan Sistem
Ini tuh konsep utama dalam buku ini. Kita sering banget kejebak mikir “aku harus jadi ini”, “aku harus punya itu”. Misal, “aku harus dapet 100 juta tahun ini!” Tapi lupa bikin sistem harian yang bener-bener bisa bawa kita ke sana.
Padahal, kata James Clear, tujuan itu cuma ngasih kita arah, tapi sistem yang bikin kita jalan. Nggak punya sistem itu kayak pengen juara marathon tapi nggak pernah latihan lari harian. Jadi kuncinya: fokus ke kebiasaan kecil yang bisa kamu ulang setiap hari, bukan cuma ke hasil akhirnya. Kegagalan terjadi karena kita tidak memiliki sistem kebiasaan harian (misalnya: belajar 30 menit setiap malam) secara konsisten.
🚩 Meremehkan Perubahan Kecil (1%) dan Mengharapkan Hasil Instan
Banyak orang berhenti di awal karena ngerasa progress-nya lambat. Kita pengin hasil instan—pengen belajar seminggu langsung jago, diet sebulan langsung kurus. Padahal, perubahan 1% tiap hari tuh bisa bikin kamu 37 kali lebih baik dalam setahun!
Tapi di awal, progress itu emang nyaris nggak keliatan. James nyebut fase ini The Valley of Disappointment/Lembah Kecewa, di mana kita udah usaha tapi belum liat hasil. Di titik ini, orang yang fixed mindset bakal nyerah. Tapi yang sabar dan konsisten bakal lihat “bunga” hasilnya nanti. Kayak efek bunga berbunga di tabungan, cuma versi kebiasaan.
🚩 Berusaha Mengubah APA yang Anda Lakukan, Bukan SIAPA Diri Anda
Perubahan paling langgeng adalah Kebiasaan Berbasis Identitas. Orang gagal karena mereka mencoba melakukan kebiasaan yang tidak sejalan dengan identitas mereka. Ini sering banget kejadian. Kita bilang, “aku mau nulis buku”, tapi jarang banget nulis. Kenapa? Karena di dalam kepala, kita masih nganggep diri kita bukan penulis
Di dalam buku ini, James Clear jelasin konsep habit berbasis identitas. Jadi, kebiasaan yang akan kita bangun tergantung dengan identitas kita. Contohnya:
❌ Aku harus nulis
✅ Aku adalah seorang penulis, dan penulis itu menulis setiap hari
Bedanya memang keliatannya tipis banget, tapi cara ini ternyata ngaruh banget, lho! Karena dengan mindset ini kamu bikin diri kamu yakin, siapa yang mau kamu jadiin identitas kamu. Ini adalah kaitan antara kebiasaan dan identitas.
🚩 Nunggu Motivasi (Mood) yang Tepat untuk Bertindak
Hayoo, siapa yang relate? Kita sering nunda-nunda karena ngerasa belum “mood”. Nunggu semangat, nunggu inspirasi, nunggu waktu yang pas. Padahal, motivasi seringnya datang setelah kamu mulai, bukan sebelum mulai.
Nah, untuk mengatasi masalah ini, James kasih solusinya, yaitu dengan memakai Aturan Dua Menit. Mulai aja dulu hal kecil yang bisa kamu lakuin dalam dua menit. Misalnya, ganti target dari “belajar satu jam”, jadi “buka buku dan baca dua halaman.” Setelah mulai, biasanya otak kamu bakal lanjut sendiri.
Ini bisa juga disebut sebagai efek Zeigarnik. Otak manusia itu mampu membedakan tugas yang telah selesai dan tugas yang masih harus diselesaikan, dan kita cenderung mengingat tugas yang belum selesai dengan lebih baik. Jadi dengan waktu dua menit itu, kita bakal ketagihan buat lakuin sampai selesai.
🔥 Jadi Kesimpulannya...
Jadi intinya, hasil besar ga akan didapat dalam waktu singkat, tapi kebiasaan kecil yang kamu lakuin terus-menerus bisa ngebentuk identitas baru yang kamu impikan. Seringkali kita terlalu sibuk ngejar hasil, padahal yang paling penting itu siapa diri yang lagi kita bangun lewat prosesnya.
Dari buku Atomic Habits, James Clear bilang kalau perubahan 1% tiap hari jauh lebih kuat daripada motivasi yang dateng sesekali. Kamu nggak harus nunggu motivasi dulu buat mulai, karena justru motivasi seringnya muncul setelah kamu mulai.
Mulailah dari hal kecil. Dua menit baca buku, dua menit olahraga, nulis satu paragraf. Kedengarannya sepele, tapi di situlah perubahan besar lahir pelan-pelan. Nggak usah nunggu waktu yang pas, karena waktu yang pas itu tercipta saat kamu udah jalan duluan. Yang penting: mulai dulu, terusin pelan-pelan, dan biarin kebiasaan kecilmu yang kerja buat kamu.
Sumber Referensi:
📖 James Clear – Atomic Habits: Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa (2018)
📖 https://nesslabs.com/unfinished-tasks
Karina Arfyan Chairunnisa - CW Batch 5
