Senanders, pasti pernah dong dengar atau baca kata FOMO? Tapi kira-kira kamu paham nggak, sih, apa maksudnya? FOMO adalah rasa takut ketinggalan atau tidak mengikuti pengalaman orang lain, yang semakin diperparah oleh postingan media sosial yang selalu menampilkan hal-hal sempurna dari hidup seseorang. Di zaman yang serba cepat ini, apalagi buat Gen Z yang hidupnya nggak pernah jauh dari media sosial, FOMO udah kayak teman sehari-hari.
Setiap buka HP, ada aja yang bisa bikin kita ngerasa, “kok hidupku nggak semenarik mereka, ya?”. Padahal belum tentu semua yang kita lihat itu real. Media sosial sering kali cuma menampilkan potongan terbaik dari hidup seseorang — liburan, pencapaian, atau momen bahagia. Akibatnya, banyak yang mulai membandingkan diri dan akhirnya merasa hidupnya kurang menarik, bahkan kehilangan kepercayaan diri.
🌷 Dunia Media Sosial dan Tekanan FOMO
Beberapa riset menunjukkan bahwa Generasi Z adalah kelompok yang paling rentan mengalami FOMO karena mereka tumbuh dalam budaya digital yang cepat dan penuh tekanan sosial. FOMO menyebabkan tekanan psikologis, menurunkan produktivitas, dan memengaruhi interaksi sosial.
Salah satu efeknya adalah perbandingan sosial — di mana seseorang membandingkan kehidupannya dengan orang lain yang hanya memperlihatkan sisi terbaik. Dari sini timbul perasaan kurang, tidak cukup, hingga self-esteem menurun. Penggunaan media sosial yang tinggi dan kebiasaan membandingkan diri ini bisa memicu rendahnya kepuasan hidup, bahkan menghambat proses pengembangan diri.
🌷 Ketika FOMO Menghambat Self-Development
FOMO tidak hanya mempengaruhi emosi, tapi juga bisa menghambat pertumbuhan pribadi. Ketika seseorang terus-menerus merasa tertinggal, ia jadi:
⏩ Sibuk mencari validasi dari luar
⏩ Sering merasa hidupnya kurang dibanding orang lain
⏩ Kehilangan fokus untuk bertumbuh dan mengenal diri sendiri.
Padahal self-development justru butuh ruang tenang — waktu untuk refleksi, belajar, dan memahami diri tanpa distraksi sosial. Saat pikiran dipenuhi rasa takut ketinggalan, kita sulit berkembang sesuai potensi diri. FOMO juga kadang membuat orang jadi impulsif: membeli sesuatu hanya karena viral, atau ikut tren tanpa minat tulus. Akhirnya, hidup terasa seperti lomba tanpa garis akhir.
🌷 Cara Gen Z Tetap Berkembang di Tengah FOMO
Nah, kabar baiknya, FOMO bisa diubah jadi sinyal untuk bertumbuh, bukan penghalang. Berikut beberapa cara praktisnya:
1️⃣ Kenali pemicunya. Tanyakan pada diri sendiri, konten seperti apa yang bikin kamu merasa “kurang”? Dari situ, kamu bisa belajar memahami nilai dan kebutuhan pribadi
2️⃣ Batasi waktu di media sosial. Mengatur waktu layar dapat mengurangi kecemasan dan kelelahan digital secara signifikan.
3️⃣ Fokus pada pertumbuhan kecil yang konsisten. Mulai dari journaling, belajar skill baru, atau membaca artikel inspiratif
4️⃣ Bangun kesadaran nilai diri. Pastikan hal yang kamu kejar sejalan dengan nilai hidupmu, bukan hanya ikut tren yang sedang viral.
🌷 Dari FOMO ke Growth Mindset
FOMO memang realitas. Tapi kita punya pilihan untuk tidak dikendalikan olehnya. Kalau dikelola dengan bijak, rasa takut ketinggalan bisa jadi motivasi untuk tumbuh. Alih-alih cemas karena orang lain terlihat produktif, jadikan itu inspirasi untuk memperbaiki diri.
Dengan membatasi waktu di media sosial, memperbanyak interaksi nyata, dan menjaga keseimbangan hidup digital, kita belajar mengendalikan diri dan menemukan kebahagiaan yang lebih autentik.
Penutup
FOMO adalah bagian dari kehidupan modern yang sulit dihindari, apalagi bagi Generasi Z. Namun lewat kesadaran akan fenomena ini, kita bisa menata ulang cara pandang terhadap diri dan media sosial. Mengurangi FOMO bukan berarti menolak perkembangan zaman, melainkan belajar memilah mana hal yang benar-benar bermanfaat bagi pertumbuhan diri.
Karena pada akhirnya, self-development bukan tentang siapa yang paling cepat mengikuti tren, tapi siapa yang paling konsisten mengenal dan memperbaiki dirinya sendiri.
Sumber Referensi:
- https://fbhis.umsida.ac.id/fenomena-fomo-apakah-gen-z-takut-ketinggalan/?utm_source=perplexity
-https://www.kompasiana.com/kaylakatan5737/651b7a1cff9c8a76ba6edef2/fenomena-fomo-pada-generasi-z?utm_source=perplexity
-Yusranida Hidayati & Muhammad Irwan Padli Nasution. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) di Era Digital: Studi tentang Dampaknya pada Gen Z. Innovative: Journal of Social Science Research. 2023
-Moningka, C., & Eminiar P., R. (2020). The Effect of Self-Comparison in Social Media on Self Esteem. Advances in Social Science, Education and Humanities Research.
Nadiyah Sabilah & Putri Rayani - CW Batch 5
