Hidup di Dunia Tipu-Tipu: Kita Adalah Tokoh Utama Dalam Cerita Masing-Masing


Bayangin seandainya kamu nonton film atau baca novel, ternyata si tokoh utama kerjaannya cuma scrolling handphone berjam-jam, nge-like berbagai cuplikan-cuplikan video unfaedah, malas buat keluar kamar atau bahkan cuma baring sambil meluk guling seharian, kira-kira kamu bakal tertarik ga buat ngikutin film/novel itu sampai tamat? 

Faktanya, bahkan film dengan genre slice of life yang keliatannya aman damai aja, alurnya mesti naik-turun biar menarik minat penonton. Kadang di atas, kadang di bawah. Terkadang para tokohnya melewati fase happy-happy sepanjang cerita, ternyata filmnya punya ending yang bikin trauma penonton. Terkadang juga bisa jadi kebalikannya, alur di awal penuh dengan penganiayaan si tokoh oleh penulis cerita, barulah film berakhir dengan happy ending.

Kita Adalah Main Character Dalam Kisah Masing-Masing

Pernah nggak sih kepikiran, kalau sebenarnya kita itu lagi menjalani sebuah cerita yang isinya udah ditulis, tapi endingnya masih 'rahasia'? Entah itu jadi seorang pemimpin, orang biasa yang punya banyak kejutan atau malah jadi tokoh utama dengan finansial yang kurang mumpuni sampai harus kerja sana-sini, but over all that, you're still you一the main character in your own story.

Dan karena sebuah akhir yang masih 'rahasia' itu kita mesti berusaha dengan susah payah buat mencapai ending yang kita impikan. Seperti halnya sebuah alur cerita dalam film maupun novel, kisah kehidupan kita naik-turun yang membuat semuanya terasa lebih 'hidup'. Alur yang monoton akan terkesan 'membosankan' dan bakalan sepi penonton.

Coba bayangin deh, seandainya kamu ditawari buat nonton film gratis, yang keseharian tokoh utamanya cuma sekedar scrolling TikTok, cari trend-trend baru, posting foto di Instagram biar keliatan 'wah' padahal uploadnya di atas kasur sambil rebahan, dan yang lebih gongnya lagi一si tokoh utama bahkan nggak mau buat keluar dari zona nyamannya dan tetap terus-terusan kayak gitu sampai akhir film. Kira-kira siapa yang bakalan betah nonton alur yang terus menerus berulang dan stuck di tempat yang sama?

Dunia Nyata Vs Dunia Tipu-Tipu

In real life, banyak banget ungkapan yang bilang kalau "nggak semua yang kamu impikan harus terwujud" dan yah, semestinya kitapun sadar akan hal itu. Segala impian dari hal-hal yang normal bahkan sampai nggak realistis pun bakalan terkabul kalau di dalam cerita fiksi. Sayangnya, hal semacam itu sama sekali nggak berlaku di dunia tempat kita berpijak sekarang ini.

Bahkan, buat sekedar impian kecil kayak pengen jadi orang yang berguna, berdikari dan nggak ngerepotin orang lain aja nggak semudah itu buat ngewujudinnya. Kamu mesti berdarah-darah, diinjak-injak bahkan sampai kena gangguan mental, baru setelah itu kamu bisa nikmatin hasilnya. Indeed, it's sad and painful, but that's the truth.

Tapi, ada sisi menariknya juga, lho! Banyak orang bilang dunia ini dunia tipu-tipu. Kenapa mereka bilang gitu? Alasannya simple, karena semua yang kamu lihat dan rasakan sekarang ini bisa menipu kamu. Misalnya nih, anggap sekarang kamu dapat bonus rezeki dari Tuhan. Mungkin awalnya kamu bakalan segan buat nikmatin rezeki itu. Tapi lama-kelamaan, sifat tamak itu mulai muncul dan menggerogoti akal sehatmu. Kamu jadi pingin rezeki itu terus-terusan, nggak mau berbagi ke orang lain, bahkan sampai merasa kurang dengan apa yang udah kamu miliki sebelumnya.

Dan karena semua alasan itulah, kamu ditakdirkan buat nggak selalu dapat rezeki nomplok. Mungkin hari ini dapat bonus gaji dari bos, eh besoknya dapat surat panggilan dari HRD. Seperti kalimat ungkapan yang sering didengar dan diucapkan banyak orang, kalau roda kehidupan itu berputar, kadang di atas dan kadang di bawah, maka dari itu jangan lupa untuk selalu mensyukuri apapun yang kamu punya sekarang, ya Senanders!

Mari Bersinar Seperti Tokoh Utama Favoritmu!

Tokoh favorit masing-masing orang dalam cerita itu relatif. Ada yang nge-hype tokoh-tokoh greenflag, contohnya Soke Bahtera dalam novel Hujan karya Tere Liye, ada yang jatuh cinta sama tokoh semi-villain kayak Uchiha Itachi di anime Naruto, ada juga yang suka sama karakter absurd kayak Jack Sparrow di film Pirates of the Caribbean. Semua itu pilihan. Tapi sayangnya nggak semua hal dari tokoh itu bisa kita tiru di kehidupan nyata.

Misalnya, kamu suka tokoh yang cerdas, baik hati, tapi sayangnya dia gampang dimanfaatkan karena dia jenis orang yang nggak bisa nolak, alias people pleaser. Nah, untuk si tokoh itu jelas dia nggak bisa ngerubah sifatnya yang people pleaser itu karena memang itu udah mutlak buatan penulis. Tapi kamu bisa, kamu boleh contoh kecerdasan dia dalam nyelesain masalah, sifat baik hati dan tinggi empatinya, asalkan jangan tiru sifat nggak enakannya. 

Kamu juga bisa nyiptain karakter utama ala kamu sendiri, yang sesuai sama kepribadian kamu. And that's totally fine, as long as you're comfortable. Selanjutnya, ini bisa jadi jembatan buat proses self-growth yang bakal kamu jalani supaya terasa jauh lebih mudah dan menyenangkan. You can do it! You just have to believe in yourself, guys

Artikel Bersumber Dari Refleksi Pribadi

Alif Aulia - CW Batch 5


Senandika Community

Senandika adalah komunitas yang bergerak pada bidang personal growth khususnya self-improvement, leadership skill and career preparation. Senandika adalah kata buatan dari dua bagian yaitu "senada" dan "unik" yang memiliki makna mencerminkan pertumbuhan,keunikan dan dinamika yang berkembang. Kata "nada" menggambarkan peningkatan secara bertahap dalam kekuatan, dimana satu nada saja tidak cukup dan membutuhkan banyak nada untuk membuatnya indah. "Nada" dapat mewakili perjalanan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang bertahap. Sedangkan, "unik" merujuk pada sifat yang khas, istimewa atau berbeda yang dapat mewakili keunikan setiap individu dalam komunitas. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai perjalanan keunikan dan pertumbuhan yang menciptakan harmoni dan keindahan, sampai menghasilkan suatu karya yang memukau.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama