Bukan Sekedar Jabatan: Inilah Makna Sejati Leadership

 


Senanders, Ketika mendengar kata pemimpin, banyak orang langsung membayangkan jabatan tinggi, kursi penting, atau sosok yang punya kuasa memberi perintah. Padahal, kepemimpinan sejati bukanlah soal posisi yang melekat di dada, pemimpin sejati bukan sekadar pejabat administratif. Leadership sejati justru sering hadir dalam tindakan sederhana bahkan ketika kita tidak menyandang gelar apa pun.

Ciri ciri Pemimpin Sejati

1. Dalam Hal Kepemimpinan dan Filsafat

Pemimpin sejati harus inspiratif, visioner, taktis, reflektif, terbuka, dan fleksibel. Tanpa kualitas ini, pemimpin hanya menjadi administrator tanpa karya bermakna.

2. Memiliki Integritas dan Anti Korupsi

Integritas adalah kesatuan kata dan tindakan, serta komitmen pada prinsip di tengah godaan. Korupsi lahir dari sisi gelap manusia; solusinya adalah partisipasi politik aktif, pembenahan sistem hukum dan partai, serta transendensi diri untuk mengendalikan hasrat gelap.

3. Mempertimbangkan Relativisme vs. Hati Nurani

Relativisme membuat orang bingung membedakan baik dan buruk. Karena itu, hati nurani harus diasah agar pemimpin tidak terjebak dalam relativisme moral.

Relativisme moral sendiri adalah gagasan bahwa apa yang dianggap benar atau salah itu berbeda-beda untuk setiap orang atau setiap budaya, jadi tidak ada satu aturan moral yang berlaku untuk semua orang di mana pun dan kapan pun. Dan, tentu saja ini merupakan pemahaman yang jelas keliru. Pemahaman inilah yang tidak boleh kita terapkan ketika kita menjadi seorang Leader.

4. Keseimbangan Antara Kepemimpinan dan Cinta

Pemimpin sejati perlu memimpin dengan cinta, yang terdiri dari hasrat, kehadiran, komitmen, akal budi, kemampuan berkembang, dan kesadaran akan paradoks.

5. Menjadi Pemimpin yang Inspiratif & Visioner

Jadilah seorang pemimpin yang memberi semangat dan teladan, dan bukannya mematikan harapan anggota kelompokmu. Juga, seorang pemimpin seharusnya mampu membayangkan dan merancang masa depan dengan rencana yang matang, serta membagikannya sebagai visi bersama.

6. Taktis & Reflektif

Jadilah pemimpin yang tidak hanya pandai bicara, tetapi mampu membuat program nyata dengan hasil terukur. Kamu juga harus selalu mengevaluasi diri dan proses organisasi agar tetap berada di jalur tujuan.

7. Terbuka & Fleksibel

Bisa dibilang, open-minded adalah hal yang semestinya dimiliki oleh seorang pemimpin. Selain itu, pemimpin yang baik juga harus bisa menerima perbedaan, menghargai kritik, dan memastikan birokrasi melayani manusia, bukan sebaliknya.

8. Aktif Berkarya 

Puncak kepemimpinan adalah sebuah karya yang bermakna dan membuat orang bangga, bukan hanya warisan masa lalu maupun sekedar dongeng semata. Karya tidak harus selalu dalam bentuk seni, namun karya juga bisa dalam bentuk kontribusimu yang menghasilkan sebuah keputusan yang bijak atau ketika kamu mampu mendidik dan melahirkan seorang pemimpin baru, yang akan meneruskan tekad dan perjuanganmu.

Makna Lebih Luas Dari Sebuah Kata 'Kepemimpinan'

Filsafat memberi kerangka dasar kepemimpinan melalui tiga cabang utama: etika (nilai moral), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (nilai-nilai dasar). Tokoh filsafat seperti Plato, Aristoteles, Kant, Nietzsche, dan Konfusius memberi inspirasi tentang kepemimpinan bijak, berbasis moral, dan transformatif.

Landasan filosofis kepemimpinan dibangun dalam tiga dimensi: ontologis (hakikat pemimpin sebagai aktor moral), epistemologis (pemimpin berpikir kritis dan reflektif), dan aksiologis (menjunjung keadilan, kebenaran, tanggung jawab). 

Menekankan integrasi antara nilai filosofis dan praktik nyata. Contoh pemimpin berbasis filosofi: Soekarno (Indonesia, dengan Pancasila), Nelson Mandela (Afrika Selatan, rekonsiliasi dan Ubuntu), dan Umar bin Khattab (Islam, adil dan bertanggung jawab).

Penutup

Kepemimpinan sejati harus berbasis nilai filosofis, bukan sekadar teknis. Filosofi memberi arah agar pemimpin menjalankan peran dengan integritas, keadilan, kebijaksanaan, dan visi kemanusiaan. Leadership sejati bukan soal gelar, jabatan, atau posisi. Ia adalah seni memberi dampak positif, memikul tanggung jawab, dan menebarkan inspirasi ya teman-teman Senanders!

Sumber Referensi

Wattimena, R. A. A. (2012). Menjadi Pemimpin Sejati: Sebuah Refleksi Lintas Ilmu.

Castrawijaya, C. (2025). Filosofi Dan Konsep Kepemimpinan. Jurnal Ilmu Manajemen dan Pendidikan| E-ISSN: 3062-7788, 2(1), 472-484.

Putri Rayani - CW Batch 5


Senandika Community

Senandika adalah komunitas yang bergerak pada bidang personal growth khususnya self-improvement, leadership skill and career preparation. Senandika adalah kata buatan dari dua bagian yaitu "senada" dan "unik" yang memiliki makna mencerminkan pertumbuhan,keunikan dan dinamika yang berkembang. Kata "nada" menggambarkan peningkatan secara bertahap dalam kekuatan, dimana satu nada saja tidak cukup dan membutuhkan banyak nada untuk membuatnya indah. "Nada" dapat mewakili perjalanan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang bertahap. Sedangkan, "unik" merujuk pada sifat yang khas, istimewa atau berbeda yang dapat mewakili keunikan setiap individu dalam komunitas. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai perjalanan keunikan dan pertumbuhan yang menciptakan harmoni dan keindahan, sampai menghasilkan suatu karya yang memukau.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama