Ngomongin Si Paling MBTI: Leadership, Career, and MBTI concept

 

Senanders, MBTI kalian apa? Kalau Mindika sih MBTI-nya C.U.T.E (hahaha, just kidding). Anyway, kalian udah pada akrab nggak sih terkait MBTI? Atau mungkin pas buka sosial media nggak sengaja pernah nemu konten yang jenisnya kayak gini:

“5 MBTI yang cocok jadi CEO.”

“Rekomendasi karir untuk INFJ.”

“ESTJ si pemimpin sejati.”

“Kerjaan-kerjaan di belakang layar yang cocok untuk tipe I.”

“Jangan pilih WFH kalau kamu tipe E.”

Nah! Kalau kita udah mention-mention INFJ, ESTJ, type I, type E, dan kawan-kawannya, itulah jenis-jenis MBTI. Yakin deh, beberapa dari kalian udah nggak asing sama hal ini.

Apalagi untuk kalian yang suka kepoin dan ngikutin K-wave atau Korean culture/industry; seperti K-Pop, Drakor, dan lain-lain. Karena fun fact, di Korea Selatan MBTI itu dianggap super penting. Menurut penelitian milik Michael, et al (2003) bagi society Korea hal tersebut adalah tools pendukung untuk nge-scan secara instan kepribadian, lifestyle, dan segala lini kehidupan seseorang. Dalam sebuah jurnal ilmiah lain juga dikatakan, saking seriusnya society Korea terhadap MBTI, mereka akan gunain konsep ini sebagai informasi/referensi tambahan dalam segala bidang. Kayak pas rekrutmen kerja, nentuin leader, tes pendidikan, konseling mental, sampai sesepele buat jadi tolak ukur milih pacar (Lee & Shin, 2024). GONG banget nggak tuh? Artinya, MBTI bisa menjadi hal penting nomor sekian setelah ilmu, skill, dan experience.

Even though di Indonesia konsep MBTI belum dipandang se-crucial kayak di Korea. Most of Gen Z di negara kita udah agak aware soal hal tersebut. Di Indonesia MBTI biasanya dijadikan bahan intropeksi mandiri, self-development, atau setidaknya untuk seru-seruan di tongkrongan para Gen Z. Namun, kalau kita bicarakan lebih jauh, sepertinya MBTI bisa jadi salah satu cara buat ngenalin gaya kerja, belajar, atau kepemimpinan kita loh! Nggak selalu akan relevan dan relate, but why not? Jadi, yuk kita chit-chat sedikit tentang career, leadership dan konsep MBTI.

Apa sih sebenernya MBTI?

Basically, MBTI alias Myers-Briggs Type Indicator adalah metode pengelompokan kepribadian setiap individu (manusia) yang dibagi dalam 16 tipe dan berdasarkan pada 4 dimensi dikotomis. Konsep ini dibuat oleh Isabel Myers dan Katharine Briggs. Mereka membuat konsep ini sebagai perkembangan dari teori tipologi milik Carl Gustav Jung dalam bukunya yang berjudul Psychological Type. Another fun fact, beberapa sumber mengatakan bahwa Myers dan Briggs adalah ibu dan anak. Mereka berdua ini bukan seorang psikolog secara formal, namun mereka sangat tertarik dengan ilmu psikologi dan teori kepribadian tersebut. Sehingga mereka membuat studi otodidak, hingga akhirnya pada sekitar tahun 1940-an tercetus konsep MBTI.

Mengulik singkat 16 tipe dan 4 dimensi MBTI

Tadi kan kita udah bahas fun fact terkait MBTI. And voillaaa!! Disini akan kita kenali jenis-jenis MBTI itu dengan singkat menggunakan “bahasa bayi.” Biar kita semua mudah paham. Dimulai dari 4 dimensi dikotomis MBTI, yaitu:

1. E/I (extrovert-introvert).

2. S/N (sensing/intuition).

3. T/F (thinking/feeling).

4. J/P (judging/perceiving).

Terus 16 jenis MBTI itu akan diambil dari kombinasi-kombinasi unik 4 dimensi tersebut, they are:

1.   ISTJ: the logistician – tanggung jawab, terstuktur, teliti.

2.   ISFJ: the defender – setia, suportif, detail oriented.

3.   INFJ: the advocate – idealis, penuh empati, visioner.

4.   INTJ: the strategist – logis, visioner, independent.

5.   ISTP: the virtuoso – praktis, suka eksperimen, problem solver.

6.   ISFP: the adventurer – sensitif, artistic, spontan.

7.   INFP: the mediator – reflektif, idealis, meaningful.

8.   INTP: the thinker – analitis, suka konsep, inovatif.

9.   ESTP: the dynamo – aktif, berani, cepat ambil keputusan.

10. ESFP: the entertainer – ceria, spontan, suka bersosialisasi.

11.ENFP: the campaigner – energik, penuh ide, antusias.

12.ENTP: the visionary – debater, kreatif, fleksibel.

13.ESTJ: the executive – tegas, leader alami, suka ketertiban.

14.ESFJ: the consul – ramah, suportif, senang membantu.

15. ENFJ: the protagonist – karismatik, inspiratif, suka memimpin.

16.ENTJ: the commander – dominan, tegas, ambisius.

Nah, hal-hal itulah yang bisa mempengaruhi kepribadian kita. Baik dari sisi karir, leadership, dan lifestyle yang lainnya. Emang nggak selalu ngefek sih, hanya saja that’s kind of unique things about ourself.

Relate nggak ya buat konteks leadership and career Gen Z Indonesia?

Kalau ditanya relate atau nggak, sebenarnya depends ya! Lagian MBTI juga bukan sepenuhnya tolak ukur value seseorang. Namun, in this era, Gen Z lebih cinta lingkungan karir yang kolaboratif. Gaya leadership old school yang cuma ngandelin satu arah udah mulai ditinggalin. Gen Z lebih mengedepankan empati, kebersamaan serta kesetaraan. Dan dari sini, MBTI bisa bantu ciptain lingkungan yang seperti itu. Moreover, kita hidup di era yang udah sangat mengedepankan self-awareness. Dengan pengenalan diri yang efektif kita akan mengerti juga cara memimpin serta cara memilih karir yang in line with our passion and interest. Therefore, MBTI bisa jadi one of devices yang simple dan cukup efektif untuk mulai mengenali diri sendiri. Kalau mau dibahas lebih deep lagi, kita juga bisa relate ke workflow zaman now yang relatif fleksibel. Berkarir dan menjadi pemimpin itu nggak harus selalu formal, kaku, dan super bossy. That’s why MBTI bisa dijadiin personal reference buat belajar berbaur with others based on karakter diri sendiri. Jadi, akan lebih saling paham hak dan kewajiban effectively.

Pertanyaan terakhir, haruskah semua leader atau Gen Z yang sedang berkarir paham MBTI?

Jawabannya nggak wajib. Tapi bisa dijadikan pegetahuan baru dalam mengenali diri sendiri dan menyikapi society yang terus inovatif. Paham MBTI bukan buat “ngejudge” orang lain, tapi dijadiin kaca spion biar kita lebih aware sama sekitar. Jangan sampai juga kamu lari dari tanggung jawab sambil bawa-bawa masalah MBTI. Misalnya, “duh aku gamau ambil project ini, aku kan introvert, ini harusnya cocok buat yang extrovert.” SKIP BERAT hal seperti itu. I mean, jangan sampai cuma karena MBTI kita malah jadi Gen Z “pick me” dan crab mentality. Karir, leadership, atau keberhasilan apapun nggak ngaruh dari jenis type personality-nya. Bukan juga soal siapa yag paling vokal atau dominan. Akan tetapi perihal ngerti diri sendiri, aware sama peluang sekitar, sama ngerti cara bisa berdampak kebaikan. Sekali lagi, MBTI ini bukan one and only tools to value ourself. Hanya saja, hal ini bisa jadi cara memasuki era sadar diri dan memupuk self-authenticity. Alright! Semangat kenali dirimu, mari bersama-sama menjadi versi terbaik dari diri kita.

Sumber:

Lee, H., & Shin, Y. (2024). A Study on MBTI Perceptions in South Korea: Big Data Analysis from the Perspective of Applying MBTI to Contribute to the Sustainable Growth of Communities. Sustainability, 16(10), 4152.

Michael, J. (2003). Using the Myers-Briggs type indicator as a tool for leadership development? Apply with caution. Journal of Leadership & Organizational Studies, 10(1), 68-81.

Putri, S. P. (2023). Orang Korea sangat percaya dengan tes MBTI sampai jadi persyaratan lowongan kerja, ternyata ini alasannya. Hops.ID. https://www.hops.id/unik/2949865558/orang-korea-sangat-percaya-dengan-tes-mbti-sampai-jadi-persyaratan-lowongan-kerja-ternyata-ini-alasannya (Diakses pada 2 Juni 2025).

Storm, S. (2024). The leadership skills of every Myers-Briggs® personality type. Psychology Junkie. https://www.psychologyjunkie.com/leadership-skills-every-myers-briggs-personality-type/ (Diakses pada 2 Juni 2025).

Walley, M. (2020). Leader personality types based on your MBTI. Grotto Network. https://www.grottonetwork.com/stories/leader-personality-types-based-on-your-mbti (Diakses pada 2 Juni 2025).

Imelda Iza Afkarina - CW Batch 4
Senandika Community

Senandika adalah komunitas yang bergerak pada bidang personal growth khususnya self-improvement, leadership skill and career preparation. Senandika adalah kata buatan dari dua bagian yaitu "senada" dan "unik" yang memiliki makna mencerminkan pertumbuhan,keunikan dan dinamika yang berkembang. Kata "nada" menggambarkan peningkatan secara bertahap dalam kekuatan, dimana satu nada saja tidak cukup dan membutuhkan banyak nada untuk membuatnya indah. "Nada" dapat mewakili perjalanan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang bertahap. Sedangkan, "unik" merujuk pada sifat yang khas, istimewa atau berbeda yang dapat mewakili keunikan setiap individu dalam komunitas. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai perjalanan keunikan dan pertumbuhan yang menciptakan harmoni dan keindahan, sampai menghasilkan suatu karya yang memukau.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama