Pemimpin Insecure, Gimana Bisa Tetap Efektif Memimpin?

 



    Ketika kita membayangkan seorang pemimpin, yang terlintas di benak biasanya adalah sosok yang percaya diri, tegas, dan mampu mengambil keputusan penting di tengah tekanan. Namun, bagaimana jika ternyata ada pemimpin yang justru merasa tidak percaya diri terhadap dirinya sendiri dan keputusan yang diambilnya? Apakah hal ini bisa terjadi? Tentu bisa dan ternyata lebih umum daripada yang kita kira.


    Pemimpin bukanlah makhluk super. Mereka tetap manusia biasa yang bisa mengalami keraguan, ketakutan, bahkan rasa gagal sebelum mulai melangkah. Dalam konteks ini, rasa insecure atau tidak percaya diri bisa muncul saat seorang pemimpin merasa tidak cukup baik untuk mengemban tanggung jawab besar, atau meragukan kemampuan tim yang ia pimpin. Lebih mengejutkan lagi, kondisi ini kerap kali tidak disadari oleh banyak orang, bahkan oleh pemimpinnya sendiri. Lalu, apa dampaknya jika seorang pemimpin merasa insecure?



        Dampaknya bisa sangat serius. Seorang pemimpin diibaratkan sebagai kepala dari sebuah tubuh. Jika kepala ini goyah, maka seluruh tubuh pun akan kehilangan arah. Ketika pemimpin tidak yakin terhadap visi dan langkah yang diambil, tim pun akan merasakan ketidakpastian yang sama. Akibatnya, proses kerja menjadi tidak efektif, komunikasi tidak berjalan baik, dan tujuan akhir pun bisa meleset dari harapan.

Namun, apakah rasa insecure ini harus dibiarkan begitu saja? Tentu tidak. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh pemimpin yang tengah berjuang dengan rasa tidak percaya dirinya agar tetap bisa menjalankan perannya secara efektif : 

1. Fokus pada Kolaborasi, Bukan Kontrol Sepihak

Salah satu kesalahan umum yang dilakukan oleh pemimpin insecure adalah merasa harus mengontrol semuanya sendiri. Padahal, kepemimpinan yang efektif bukanlah tentang menjadi ‘satu-satunya orang yang paling tahu’, melainkan tentang bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif. Libatkan anggota tim dalam pengambilan keputusan. Tunjukkan bahwa kamu mempercayai mereka dan terbuka dengan ide-ide yang muncul. Saat kamu belajar berbagi tanggung jawab, kamu juga sedang membangun kepercayaan terhadap diri sendiri.

2. Ubah Cara Pandang terhadap Kegagalan

Banyak pemimpin merasa takut gagal karena menganggap kegagalan adalah akhir dari segalanya. Padahal, kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Orang-orang sukses pun pernah jatuh, berkali-kali. Kuncinya ada pada cara kita merespons kegagalan itu sendiri. Ketimbang menghindarinya, lebih baik jadikan setiap kegagalan sebagai bahan evaluasi dan pijakan untuk langkah selanjutnya. Ketika kamu berdamai dengan kemungkinan gagal, kamu justru akan lebih berani untuk melangkah.

3. Cari Mentor yang Bisa Menjadi Cermin

Berbicara dengan seseorang yang lebih berpengalaman bisa sangat membantu. Temukan sosok mentor, baik di dalam maupun luar organisasi, yang bisa kamu percaya untuk berbagi cerita dan tantangan. Seorang mentor bisa memberi sudut pandang yang mungkin tidak pernah kamu pikirkan sebelumnya. Bukan hanya solusi, tapi juga semangat dan motivasi untuk terus berkembang sebagai pemimpin. Jangan ragu untuk belajar dari kisah dan pengalaman mereka.



Perlu diingat bahwa menjadi pemimpin tidak berarti harus selalu kuat tanpa celah. Justru dengan mengakui kelemahan dan mau memperbaiki diri, kamu menunjukkan kualitas kepemimpinan yang lebih jujur dan manusiawi. Kamu tidak harus langsung menjadi pemimpin yang sempurna—cukup mulai dengan menjadi pemimpin yang mau belajar dan tumbuh.

Jika kamu adalah seorang pemimpin yang sedang merasa tidak percaya diri, ketahuilah bahwa kamu tidak sendiri. Perjalanan ini memang tidak mudah, tapi bisa kamu lalui dengan usaha yang konsisten. Dengan perubahan-perubahan kecil yang dilakukan secara sadar, kamu bisa menjadi pemimpin yang tak hanya disegani, tetapi juga dipercaya dan dihormati oleh timmu sendiri.


Referensi : 

  • https://www.suarahimpunan.com/coretan-perkaderan/jangan-insecure-jadi-pemimpin/
  • https://www.chubb.com/id-id/chubblifebalance/tips-untuk-mengatasi-kecemasan.html 


Ilham-CW B4

Senandika Community

Senandika adalah komunitas yang bergerak pada bidang personal growth khususnya self-improvement, leadership skill and career preparation. Senandika adalah kata buatan dari dua bagian yaitu "senada" dan "unik" yang memiliki makna mencerminkan pertumbuhan,keunikan dan dinamika yang berkembang. Kata "nada" menggambarkan peningkatan secara bertahap dalam kekuatan, dimana satu nada saja tidak cukup dan membutuhkan banyak nada untuk membuatnya indah. "Nada" dapat mewakili perjalanan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang bertahap. Sedangkan, "unik" merujuk pada sifat yang khas, istimewa atau berbeda yang dapat mewakili keunikan setiap individu dalam komunitas. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai perjalanan keunikan dan pertumbuhan yang menciptakan harmoni dan keindahan, sampai menghasilkan suatu karya yang memukau.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama