Apakah Seorang Pemimpin Harus Memiliki Jiwa Narsistik?


Senanders, katanya kalau mau tampil percaya diri sebagai leader kita musti punya jiwa narsisme, bener nggak sih? Pertamakali denger fakta ini MinDika agak syok dan terheran-heran, lho! Masa iya sih, kalau mau jadi pemimpin yang hebat harus banget jadi orang narsis? Sebenarnya, apa itu sifat narsistik? Dan, apa benar kalau sifat itu harus dimiliki oleh semua pemimpin?

Pengertian Narsistik

Jiwa narsistik sering diasosiasikan dengan sikap egosentris dan haus pengakuan. Menurut Lam (2012), narsisme berasal dari konsep diri dan rasa percaya diri, rasa percaya diri tersebut diaktualisasikan melalui perilaku seperti percaya diri sebagai individu yang unik, memiliki intelegensi yang lebih, dan memiliki potensi lebih dari orang lain sehingga cenderung tidak menerima diri sendiri karena berperilaku secara berlebihan dari kemampuan serta keadaan yang sebenarnya.

Memang, beberapa pemimpin terlihat punya sifat seperti itu: percaya diri berlebihan, suka jadi pusat perhatian, dan sulit menerima kritik. Namun, ini bukan aturan baku. Banyak pemimpin sukses justru rendah hati, peka, dan mampu mendengarkan orang lain dengan baik.

Jiwa Narsistik Pada Seorang Pemimpin

Narsisme pada pemimpin dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, rasa percaya diri yang tinggi penting untuk mengambil keputusan tegas dan memimpin dengan penuh keyakinan. Tapi kalau dengan sikapnya cuma untuk memuaskan ego pribadi, malah bisa merusak hubungan dengan tim dan menimbulkan konflik. Pemimpin seperti ini biasanya sulit berkolaborasi dan cenderung mengabaikan saran yang membangun.

Sebaliknya, kepemimpinan yang efektif justru sering ditandai dengan empati dan kemampuan membangun kerja sama. Pemimpin yang baik mendukung perkembangan anggota timnya, menunjukkan kerendahan hati ketika melakukan kesalahan, dan fokus pada tujuan bersama, bukan hanya pada kepentingan dirinya sendiri.

Jadi, jiwa narsistik itu bukan ciri mutlak seorang pemimpin. Kalau ada pemimpin yang narsistik, itu mungkin karena cara mereka belajar memimpin atau faktor kepribadian, bukan syarat jadi pemimpin. Banyak contoh tokoh berpengaruh yang justru menginspirasi karena kerendahan hati dan integritasnya, bukan karena keunggulan narsisme.

Penutup

Kalau dipikir-pikir, kepemimpinan yang sehat lebih ke soal keseimbangan: percaya diri tanpa egois, berani tanpa arogan, dan kuat tapi tetap peduli. Jadi, jangan langsung anggap semua pemimpin harus narsistik ya! 

Sumber Referensi:

53033-ID-profil-perilaku-narsisme-remaja-serta-im.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/53033-ID-profil-perilaku-narsisme-remaja-serta-im.pdf

Salsabila Harika Marza - CW Batch 5

Senandika Community

Senandika adalah komunitas yang bergerak pada bidang personal growth khususnya self-improvement, leadership skill and career preparation. Senandika adalah kata buatan dari dua bagian yaitu "senada" dan "unik" yang memiliki makna mencerminkan pertumbuhan,keunikan dan dinamika yang berkembang. Kata "nada" menggambarkan peningkatan secara bertahap dalam kekuatan, dimana satu nada saja tidak cukup dan membutuhkan banyak nada untuk membuatnya indah. "Nada" dapat mewakili perjalanan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang bertahap. Sedangkan, "unik" merujuk pada sifat yang khas, istimewa atau berbeda yang dapat mewakili keunikan setiap individu dalam komunitas. Jadi, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai perjalanan keunikan dan pertumbuhan yang menciptakan harmoni dan keindahan, sampai menghasilkan suatu karya yang memukau.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama