Pernah nggak sih, kamu udah semangat banget mau mulai sesuatu—mau apply kerjaan, bikin project, atau bahkan sekadar posting karya—tapi tiba-tiba ada suara kecil di kepala yang bilang,
“Emang kamu siapa?”
“Jangan-jangan nanti gagal.”
“Kayaknya belum cukup bagus deh…”
Kalau iya, kenalin: itu yang disebut inner saboteur. Suara yang datang dari dalam diri kita sendiri—tapi justru sering jadi penghambat terbesar dalam hidup.
Apa Itu Inner Saboteur?
Inner saboteur adalah bagian dari pikiran kita yang muncul dalam bentuk keraguan, kritik, atau ketakutan yang sering kali terasa seperti “suara logis.” Tapi sebenarnya, ia justru membatasi potensi dan langkah kita.
Bedanya sama self-awareness?
Kalau self-awareness bantu kita refleksi dan berkembang, inner saboteur bikin kita diam di tempat—karena merasa “belum cukup baik.”
Bentuk-Bentuk Umum Inner Saboteur
Inner saboteur gak selalu muncul dengan cara yang sama. Kadang ia pakai topeng yang lebih halus. Berikut beberapa bentuk yang sering muncul:
1. Perfeksionis:
“Harus sempurna. Kalau nggak bisa sempurna, mending nggak usah sekalian.”
2. Impostor:
“Kamu cuma pura-pura bisa. Orang-orang bakal sadar kamu nggak sekompeten itu.”
3. Pleaser:
“Jangan sampai ada yang kecewa. Semua orang harus suka sama kamu.”
4. Overthinker:
“Gimana kalau nanti gagal? Atau malah bikin malu? Jangan-jangan semua bakal berantakan.”
Kalimat-kalimat ini mungkin terdengar familiar, ya? Karena memang kita semua pernah—atau masih—mengalaminya.
Dari Mana Asalnya?
Inner saboteur gak muncul tiba-tiba. Ia terbentuk dari pengalaman kita: bisa dari masa kecil, trauma, omongan orang lain yang membekas, atau standar sosial yang diam-diam kita telan.
Uniknya, inner saboteur awalnya hadir untuk melindungi. Tapi perlindungan berlebihan malah bisa jadi penjara.
Gimana Cara Menghadapinya?
Kabar baiknya, inner saboteur bukan musuh yang harus dihancurkan—tapi dikenali dan diajak bicara. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba:
1. Sadari suaranya
Belajar membedakan mana suara “intuitif” dan mana suara sabotase.
2. Pisahkan diri dari suara itu
Kamu bukan suara negatif itu. Kamu adalah orang yang mendengarnya, bukan yang mengucapkannya.
3. Ubah narasi internal
Dari “Aku nggak cukup baik” → jadi “Aku masih belajar, dan itu valid.”
4. Tulis atau bicarakan
Jurnal, voice note, atau therapy session bisa bantu banget untuk memproses inner saboteur tanpa ditelan mentah-mentah.
Inner saboteur itu bagian dari kamu, tapi bukan seluruh kamu. Dia muncul karena ingin kamu aman—tapi aman bukan berarti diam di tempat.
Kamu nggak harus bebas dari inner saboteur untuk bisa bergerak.
Kamu hanya perlu sadar kapan dia mulai nyetir… dan pelan-pelan ambil alih kendali lagi.
Sumber:
Pratama, Bagas. (2022). Mengenal Inner Saboteur dan Cara Mengatasinya. Mindtera. https://mindtera.com/blog/mengenal-inner-saboteur-dan-cara-mengatasinya
Amalia, Vina. (2023). Kenali Inner Saboteur, Suara dalam Diri yang Bisa Menghambatmu. Popbela. https://www.popbela.com/career/inspiration/vina-amalia/kenali-inner-saboteur-suara-dalam-diri